Rabu, 26 Oktober 2011

Analisa usaha budi daya Pembesaran dan pembenihan

Cara Ampuh Menilai Layak Tidaknya Usaha Perikanan
Usaha perikanan yang akan ditekuni oleh para calon pelaku usaha haruslah dapat menghasilkan keuntungan yang selalu meningkat dan berkelanjutan.

Nah, untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah usaha perikanan untuk dijalankan, Anda dapat melakukan sebuah tindakan yang biasa disebut dengan analisa usaha perikanan.

Analisa usaha bisa diartikan sebagai cara untuk mengetahui tingkat kelayakan sebuah jenis usaha.

Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya.

Dengan mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila Anda melakukan tindakan analisa usaha ini.

Proses analisa usaha dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode atau cara. Berikut ini adalah beberapa poin yang harus dapat dihitung dan diketahui secara pasti, yaitu :

ANALISIS LABA / RUGI
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha perikanan yang akan dikelola. Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan untung apabila nilai penerimaan lebih besar daripada total pengeluaran.
Rumus : Laba / Rugi = Penerimaan – Total Biaya ( Tetap + Variabel )

REVENUE COST RATIO ( R / C )
Dilakukan dengan tujuan untuk melihat keuntungan relatif dalam sebuah usaha perikanan yang diperoleh dalam 1 tahun terhadap biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha perikanam tersebut. Pada dasarnya, sebuah usaha dikatakan layak apabila nilai R / C lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R / Cnya maka tingkat keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi.
Rumus : R / C = Penerimaan : Total Biaya ( Tetap + Variabel )

PAYBACK PERIOD ( PP )
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan semua biaya investai yang telah dikeluarkan untuk sebuah usaha perikanan.
Rumus : PP = ( Total Investasi x 1 tahun ) : Keuntungan

BREAK EVENT POINT ( BEP )
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha perikanan untuk mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi ( impas ). Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat itu atau BEP harganya lebih kecil daripada harga yang sedang berlaku saat itu.
Rumus : BEP produksi = Total Biaya : Total Produksi, atau BEP harga = Total Biaya : Harga Penjualan

Jika Anda tidak ingin menyesal dikarenakan harus kehilangan banyak uang karena investasi yang salah atau usaha Anda bangkrut ditengah jalan, segeralah lengkapi rak buku Anda dengan buku – buku yang ada kaitannya dengan masalah keuangan.

Senin, 24 Oktober 2011

KEUNGGULAN LELE SANGKURIANG

Lele Sangkuriang, akhir-akhir ini mulai mendapatkan tempat teratas baik di kalangan peternak, pelaku usaha maupun konsumen lele. Tak heran jika lele jenis baru ini kian-lama kian digemari, pasalnya lele sangkuriang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan lele dumbo biasa. Adapun beberapa keunggulan tersebut di antaranya sebagai berikut:

1.    Produksi Tinggi

Angka produksi lele sangkuriang lebih tinggi dibanding lele dumbo biasa. Berdasarkan pengalaman di lapangan, untuk membesarkan benih lele dumbo sebanyak 1000 ekor dengan pemberian pakan 1 kwintal hanya menghasilkan lele konsumsi sebanyak 70-80 kg. Sedangkan untuk lele sangkuriang dengan jumlah benih dan pakan yang sama dapat menghasilkan 1 – 1,4 kwintal.


2.    Masa Panen Lebih Cepat
Masa panen lele sangkuriang baik di tingkat pembenihan maupun di tingkat pembesaran terbukti lebih cepat dibandingkan dengan lele dumbo. Di tingkat pembenih, pertumbuhan lele sangkuriang dari ukuran 2-3 cm untuk mencapai ukuran 5-6 cm hanya memerlukan waktu 20-25 hari. Sedangkan pada lele dumbo membutuhkan waktu sekitar 30-40 hari.

NASRUDIN, BAPAK LELE SANGKURIANG

Abah Nasrudin
KOMPAS.com - Kecebong, anak kodok, muncul di kolam, membuat Nasrudin gembira karena dia mengira kecebong itu anak ikan lele. Kegembiraannya itu sirna dan dia tersipu malu ketika diberi tahu bahwa yang dikira anak ikan lele itu adalah kecebong. Kodok betina yang masuk ke kolam tanpa diketahui, bertelur dan menetas bersama dua indukan ikan lele betina dan seekor jantan.

Itu pengalaman pertama Nasrudin (61) sejak delapan tahun lalu saat belajar beternak ikan lele.

SEJARAH LELE SANGKURIANG

Mengenal sejarah lele sangkuriang tidak akan terlepas dari sejarah lele dumbo. Sebelumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal lele lokal dengan segala keterbatasannya. Lele dumbo masuk dan diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1985 dan langsung mendapat tanggapan positif dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, lele dumbo yang didatangkan dari Taiwan ini memiliki berbagai keunggulan dibanding lele lokal saat itu, seperti panen lebih cepat, jumlah telur lebih banyak, dan lebih tahan terhadap penyakit. Sehingga kehadiran lele dumbo saat itu langsung menggeser popularitas lele lokal.