Rabu, 30 November 2011

MUSUH / PENYAKIT PENGUSAHA LELE


Penyakit yang Menyerang dalam budidaya Lele  

“Berikut ini adalah daftar nama-nama  musuh Pak Tani di kolam, bentuk serangan cukup menyeramkan namun masih bisa kita tangani dengan penuh senyuman.  Don’t panic at the disco!!! Setiap bentuk serangan bisa dikenali dari cirinya dan yakinlah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Bakteri, penyakit dan virus adalah makhluk hidup yang punya hak untuk hadir di kehidupan dan hak untuk hidup juga. Sebagai Khalifah manusia berhak untuk mengendalikan dan membunuhnya jika terpaksa dilakukan. Wokey, mari kita berkenalan dan bersahabat dengan mereka” (Bams Kriewoel, 2011). 
  1.  Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla
    • Ancaman : kematian massal (50-100% dalam jangka waktu 3-7 hari).
    • Waktu penyerangan     : jam 12.00-15.00 WIB  
    • Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8x 1–1,5 mikron. 
    • Gejala : benih ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. 
    • Pencegahan : memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air (air dijaga agar tetap berwarna hijau terang / hijau botol bir bintang jangan sampai berwarna hijau gelap). Jika air sudah hampir berwarna hijau gelap maka air kolam harus segera diencerkan (buang 50% dan anti air baru 50%), pengenceran kolam dilakukan pada sore hari (jam 15.00-16.00 WIB). 
    • Pengobatan : jika terserang maka lakukan pengobatan (kuratif) dengan cara:

    a.     Ambil dan buang ikan-ikan yang mati, ganti air 50%, puasakan ikan   minimal 12 jam.
   b.     12 jam kemudian, buatlah takaran pakan ¼ dari dosis sebenarnya,  campurkan pakan dengan bahan aktif Terramycine dengan dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari atau campurkan pakan dengan bahan aktif Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari. Obat banyak dijual di kios/toko pertanian dengan merk dagang Enrofloct, Booster dll, lihat kemasan yg mengandung 2 zat aktif diatas.
    c.      Pakai butiran PK 10 gram / 10.000 liter (tersedia d apotek, AWAS Obat Keras), terpaksa digunakan ketika point a dan b gagal melawan serangan si Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla ini.

      2. Penyakit Tuberculosis
  • Ancaman : kematian 5-10% setiap hari
  • Waktu penyerangan     : setiap saat  
  • Penyebab : bakteri Mycobacterium fortoitum.
  • Gejala : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
  • Pencegahan : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
  • Pengobatan : dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari. 
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
  • Gejala : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya.
  • Pengendalian : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
  • Pengobatan : benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada NaCl / garam dapur  300 gram/liter selama 3 menit.

4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
  • Penyebab : parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthiriusmultifilis.
  • Gejala : ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;  ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
  • Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
  • Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan NaCl / garam dapur 100 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

Selasa, 29 November 2011

PROBIOTIK DAPAT MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN IKAN


Mempercepat Pertumbuhan Ikan Budidaya Dengan Probiotik
Pertumbuhan Ikan Budidaya yang cepat tidak hanya membuat hati senang tetapi juga menekan pengeluaran untuk pakan,mempercepat masa panen dan ikan bisa dipanen dalam ukuran yang seimbang. Banyak pengalaman petani budi daya ikan harus melakukan panen secara bertahap karena ukuran ikan saat ditebar sama tetapi mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Karena itu beberapa rekayasa dan upaya dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan ukuran yang seragam dengan demikian efisiensi produksi budi daya ikan menjadi cukup baik. Beberapa petani ikan menempuh cara dengan memberikan makanan berprotein tinggi dan memberikan makanan alami seperti keong, bekicot dan lain-lain. Akan tetapi pemberian pakan alami terkendala karena tidak praktis. Pada beberapa budi daya ikan seperti budi daya ikan guramih, Ikan Lele, Ikan NilaIkan mas dan lain sebagainya, pemberian probiotik telah dirasakan manfatnya dalam mempercepat pertumbuhan dalam budidaya ikan.

         Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tuhuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
Pada Budi Daya Ikan probiotik diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan, bisa dicampurkan dengan pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami seperti daun-daunan. Penebaran probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan. Probiotik jenis ini akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami.
Pengalaman dari Himawas Atasasih, pemilik HMPS di Jl Sutijap 23 Wates, Kulonprogo, Para petani Ikan Guramih Kulonprogo sudah terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, probiotik RajaGrameh, RajaLele, MasterFish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak atau toko pertanian. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan.
Pengalaman Pak Jumadi, petani gurami dari Desa Ceme, Srigading, Sanden, Bantul membenarkan pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak gurami stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol probiotik Nature campur segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan semua guraminya sehat kembali.
Pengalaman para petani ikan Gurami di Desa Jambidan, Bantul Yogyakarta telah meninggalkan cara konvensional budi daya guramih dan beralih ke cara modern dengan memanfaatkan probiotik. Budi Daya ikan dengan cara konvensional 30 kg pelet hanya menjadi 22 kg daging ikan, dengan sistem Guba (Gugus Simba) bisa menjadi 28-30 kg atau konversinya 1:1. Artinya, ikan lebih berbobot karena penambahan probiotik akan menjadikan 90% pakan menjadi daging dan hanya 10% yang dibuang sebagai amoniak.
Menurut Wiwied Usman, Sekjen PerMina sekaligus pembudi daya Ikan Gurami, Kelebihan lain penerapan sistem Guba, pertumbuhan lebih cepat sehingga waktu pemeliharaan lebih pendek. Bila dengan sistem konvensional untuk mencapai berat 1 kg butuh waktu dua tahun, dengan sistem Guba hanya butuh waktu satu tahun. Pengalaman mereka untuk mencapai 8-9 ons dari ukuran silet cukup dalam waktu 9 bulan dengan kombinasi pakan daun sekali sehari. Cara konvensional tanpa penambahan probiotik pada pakan, setahun baru mencapai berat 6-7 ons.
Pakar gurami dari Jurusan Perikanan UGM Ir Gandung Hardaningsih menguraikan, dari berbagai riset, probiotik memang terbukti bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan. Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Yang pasti, pertumbuhan ikan bisa sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan.
“Saya kira probiotik akan menjadi andalan para petani ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat,’’ tandasnya. Probiotik ibarat benteng pertahanan diri, sebaiknya diberikan sejak dini. Begitu bibit mau masuk kolam, tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik Nature atau SPF lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya, pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya.

PERBANDINGAN HASIL BUDI DAYA IKAN GURAMI DENGAN CARA KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN PROBIOTIK
Biaya  1.000 ekor bibit gurami ukuran silet/korek dengan harga Rp 1.000,-/ekor , membutuhkan pakan 30 sak (harga Rp 210.000).
Total modal sekitar Rp 7,5 juta.  Cara konvensional akan menghasilkan ikan sekitar 7 kuintal. Dengan harga panen Rp 20.000 /kg pendapatan petani sekitar Rp 14 juta.
Keuntungan  sekitar Rp 6 jutaan.
Sistem Guba memberikan terobosan pada berat ikan. Dengan penambahan probiotik seperti RajaGrameh, RajaLele, Nutrisi Simba, ditambah SPF yang dicampurkan pada pakan maka hasil panen bisa mencapai 9 kuintal. Berarti pendapatan petani mencapai Rp 18 juta. Jadi, ada selisih 2 kuintal, senilai Rp 4 juta, jauh lebih untung dibanding cara biasa.
Biaya tambahan untuk membeli probiotikpun tidaklah mahal, dua tutup RajaGrameh ditambah 1 tutup SPF untuk mencampur 5 kg pakan pelet, terbukti hasilnya luar biasa. Padahal untuk 30 sak pakan hanya dibutuhkan biaya tambahan untuk pembelian probiotik Rp 400 ribu saja. Yakni, untuk pemacu tumbuh Rp 200 ribu, untuk penambah bobot Rp 100 ribu, dan untuk pengobatan Rp 100 ribu. Jadi, penambahan biaya Rp 400 ribu, tambahan keuntungannya Rp 4 juta.