Rabu, 30 November 2011

MUSUH / PENYAKIT PENGUSAHA LELE


Penyakit yang Menyerang dalam budidaya Lele  

“Berikut ini adalah daftar nama-nama  musuh Pak Tani di kolam, bentuk serangan cukup menyeramkan namun masih bisa kita tangani dengan penuh senyuman.  Don’t panic at the disco!!! Setiap bentuk serangan bisa dikenali dari cirinya dan yakinlah bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Bakteri, penyakit dan virus adalah makhluk hidup yang punya hak untuk hadir di kehidupan dan hak untuk hidup juga. Sebagai Khalifah manusia berhak untuk mengendalikan dan membunuhnya jika terpaksa dilakukan. Wokey, mari kita berkenalan dan bersahabat dengan mereka” (Bams Kriewoel, 2011). 
  1.  Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla
    • Ancaman : kematian massal (50-100% dalam jangka waktu 3-7 hari).
    • Waktu penyerangan     : jam 12.00-15.00 WIB  
    • Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8x 1–1,5 mikron. 
    • Gejala : benih ikan yang terserang warna tubuhnya menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. 
    • Pencegahan : memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air (air dijaga agar tetap berwarna hijau terang / hijau botol bir bintang jangan sampai berwarna hijau gelap). Jika air sudah hampir berwarna hijau gelap maka air kolam harus segera diencerkan (buang 50% dan anti air baru 50%), pengenceran kolam dilakukan pada sore hari (jam 15.00-16.00 WIB). 
    • Pengobatan : jika terserang maka lakukan pengobatan (kuratif) dengan cara:

    a.     Ambil dan buang ikan-ikan yang mati, ganti air 50%, puasakan ikan   minimal 12 jam.
   b.     12 jam kemudian, buatlah takaran pakan ¼ dari dosis sebenarnya,  campurkan pakan dengan bahan aktif Terramycine dengan dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari atau campurkan pakan dengan bahan aktif Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari. Obat banyak dijual di kios/toko pertanian dengan merk dagang Enrofloct, Booster dll, lihat kemasan yg mengandung 2 zat aktif diatas.
    c.      Pakai butiran PK 10 gram / 10.000 liter (tersedia d apotek, AWAS Obat Keras), terpaksa digunakan ketika point a dan b gagal melawan serangan si Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonashydrophylla ini.

      2. Penyakit Tuberculosis
  • Ancaman : kematian 5-10% setiap hari
  • Waktu penyerangan     : setiap saat  
  • Penyebab : bakteri Mycobacterium fortoitum.
  • Gejala : tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
  • Pencegahan : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
  • Pengobatan : dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari. 
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
  • Gejala : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya.
  • Pengendalian : memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
  • Pengobatan : benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada NaCl / garam dapur  300 gram/liter selama 3 menit.

4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
  • Penyebab : parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthiriusmultifilis.
  • Gejala : ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;  ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
  • Pengendalian : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
  • Pengobatan : dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan NaCl / garam dapur 100 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.

Selasa, 29 November 2011

PROBIOTIK DAPAT MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN IKAN


Mempercepat Pertumbuhan Ikan Budidaya Dengan Probiotik
Pertumbuhan Ikan Budidaya yang cepat tidak hanya membuat hati senang tetapi juga menekan pengeluaran untuk pakan,mempercepat masa panen dan ikan bisa dipanen dalam ukuran yang seimbang. Banyak pengalaman petani budi daya ikan harus melakukan panen secara bertahap karena ukuran ikan saat ditebar sama tetapi mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda. Karena itu beberapa rekayasa dan upaya dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan dan ukuran yang seragam dengan demikian efisiensi produksi budi daya ikan menjadi cukup baik. Beberapa petani ikan menempuh cara dengan memberikan makanan berprotein tinggi dan memberikan makanan alami seperti keong, bekicot dan lain-lain. Akan tetapi pemberian pakan alami terkendala karena tidak praktis. Pada beberapa budi daya ikan seperti budi daya ikan guramih, Ikan Lele, Ikan NilaIkan mas dan lain sebagainya, pemberian probiotik telah dirasakan manfatnya dalam mempercepat pertumbuhan dalam budidaya ikan.

         Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Mikroorganisme yang terkandung pada Probiotik mampu membantu pencernakan makanan pada tuhuh hewan dan manusia sehingga makanan yang mengandung probiotik akan mampu dicerna dan diserap tubuh dengan baik. Selain itu probiotik mampu meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit.
Pada Budi Daya Ikan probiotik diberikan sebagai campuran makanan dan ada yang ditaburkan pada kolam pemeliharaan. Untuk Probiotik yang dicampur pakan, bisa dicampurkan dengan pakan buatan pabrik (pelet) maupun pakan alami seperti daun-daunan. Penebaran probiotik pada kolam akan membantu tumbuhnya plankton-plankton dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan. Probiotik jenis ini akan menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air seperti Nature atau Super Plankton. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami.
Pengalaman dari Himawas Atasasih, pemilik HMPS di Jl Sutijap 23 Wates, Kulonprogo, Para petani Ikan Guramih Kulonprogo sudah terbiasa memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, probiotik RajaGrameh, RajaLele, MasterFish, SPF atau Nature yang mudah diperoleh di toko pakan ternak atau toko pertanian. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan.
Pengalaman Pak Jumadi, petani gurami dari Desa Ceme, Srigading, Sanden, Bantul membenarkan pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak gurami stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol probiotik Nature campur segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan semua guraminya sehat kembali.
Pengalaman para petani ikan Gurami di Desa Jambidan, Bantul Yogyakarta telah meninggalkan cara konvensional budi daya guramih dan beralih ke cara modern dengan memanfaatkan probiotik. Budi Daya ikan dengan cara konvensional 30 kg pelet hanya menjadi 22 kg daging ikan, dengan sistem Guba (Gugus Simba) bisa menjadi 28-30 kg atau konversinya 1:1. Artinya, ikan lebih berbobot karena penambahan probiotik akan menjadikan 90% pakan menjadi daging dan hanya 10% yang dibuang sebagai amoniak.
Menurut Wiwied Usman, Sekjen PerMina sekaligus pembudi daya Ikan Gurami, Kelebihan lain penerapan sistem Guba, pertumbuhan lebih cepat sehingga waktu pemeliharaan lebih pendek. Bila dengan sistem konvensional untuk mencapai berat 1 kg butuh waktu dua tahun, dengan sistem Guba hanya butuh waktu satu tahun. Pengalaman mereka untuk mencapai 8-9 ons dari ukuran silet cukup dalam waktu 9 bulan dengan kombinasi pakan daun sekali sehari. Cara konvensional tanpa penambahan probiotik pada pakan, setahun baru mencapai berat 6-7 ons.
Pakar gurami dari Jurusan Perikanan UGM Ir Gandung Hardaningsih menguraikan, dari berbagai riset, probiotik memang terbukti bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan. Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Yang pasti, pertumbuhan ikan bisa sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan.
“Saya kira probiotik akan menjadi andalan para petani ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat,’’ tandasnya. Probiotik ibarat benteng pertahanan diri, sebaiknya diberikan sejak dini. Begitu bibit mau masuk kolam, tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik Nature atau SPF lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya, pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya.

PERBANDINGAN HASIL BUDI DAYA IKAN GURAMI DENGAN CARA KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN PROBIOTIK
Biaya  1.000 ekor bibit gurami ukuran silet/korek dengan harga Rp 1.000,-/ekor , membutuhkan pakan 30 sak (harga Rp 210.000).
Total modal sekitar Rp 7,5 juta.  Cara konvensional akan menghasilkan ikan sekitar 7 kuintal. Dengan harga panen Rp 20.000 /kg pendapatan petani sekitar Rp 14 juta.
Keuntungan  sekitar Rp 6 jutaan.
Sistem Guba memberikan terobosan pada berat ikan. Dengan penambahan probiotik seperti RajaGrameh, RajaLele, Nutrisi Simba, ditambah SPF yang dicampurkan pada pakan maka hasil panen bisa mencapai 9 kuintal. Berarti pendapatan petani mencapai Rp 18 juta. Jadi, ada selisih 2 kuintal, senilai Rp 4 juta, jauh lebih untung dibanding cara biasa.
Biaya tambahan untuk membeli probiotikpun tidaklah mahal, dua tutup RajaGrameh ditambah 1 tutup SPF untuk mencampur 5 kg pakan pelet, terbukti hasilnya luar biasa. Padahal untuk 30 sak pakan hanya dibutuhkan biaya tambahan untuk pembelian probiotik Rp 400 ribu saja. Yakni, untuk pemacu tumbuh Rp 200 ribu, untuk penambah bobot Rp 100 ribu, dan untuk pengobatan Rp 100 ribu. Jadi, penambahan biaya Rp 400 ribu, tambahan keuntungannya Rp 4 juta.


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN KOLAM TERPAL


Alasan penggunaan kolam terpal yang dipilih oleh para pembudidaya air tawar ini antara lain, yaitu :
Keunggulan:
  • Tidak memerlukan lahan yang luas dan lebar seperti kolam pada umumnya
  • Lebih fleksibel, dimana penggunaannya dapat di integrasikan dengan kegiatan lain, seperti longyam, pertanian maupun perkebunan dan juga dapat ditempatkan disekitar rumah/pekarangan.
  • Dapat dibudidayakan ikan terutama lele dengan kepadatan tebar yang tinggi
  • Efesiensi pengunaan air, mengingat untuk budidaya lele sistim terpal kita hanya perlu mengisi air pada awal dan penambahan air dapat juga disesuaikan dengan kondisi, misalnya air dalam kolam terpal berkurang. Dengan demikian sebagai pembudidaya ikan lele tidak akan menjadi penyaing dalam pengambilan air irigasi.
  • Dapat dibuat dan ditempatkan pada kondisi lahan yang poros/sulit air irigasi
  • Tidak merusak lahan karena tidak perlu melakukan penggalian tanah seperti kolam tanah karena kolam terpal berada di atas tanah tanpa perlu melakukan pengolahan tanah
  • Air media budidaya tidak merembes keluar areal, sehingga akan mengirit penggunaan air bahkan air bekas pemeliharaan sebelumnya hamper setengah bagian dapat juga digunakan lagi untuk pemeliharaan selanjutnya.
  • Biaya pembuatannya lebih murah daripada membuat kolam beton/permanent atau semi permanent.
  • Jangka waktu ekonomis kolam terpal dapat mencapai 3 (tiga) tahun atau 4 kali siklus produksi.
  • Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
  • Memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
  • Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
  • Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.
  • Mudah cara merakit/membuat kolam sistim terpal.
  • Bahan-bahan yang digunakan para pembudidaya dalam membudidayakan ikan lele tidak sulit untuk diperoleh yaitu :
    1. Terpal, ukuran 4x3 meter (terpal jenis A5 lebih tebal), saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok.
    2. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besardengan ukuran 2,2 meter sebanyak kuranlebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan.
    3. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti tanaman hanjuang atau apa saja yang kuat, kalau tidak ada bisa menggunakan bambu tapi masa pakainya terbatas.
    4. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.
    5. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.
Kelemahan penggunaan Kolam Terpal antara lain :
  • Terpal mudah rusak/sobek akibat terkena sinar matahari langsung (untuk menyiasatinya maka kolam terpal harus diberi atap dari daun kelapa atau plastic paranet)
  • Dalam pemanenan ikannya kita harus mengeluarkan air dengan menggunakan pompa, ditimba atau disipon menggunakan selang.
  • Dengan terpal, maka suhu dalam kolam akan lebih tinggi akibat adanya terpal kena sinar matahari dan untuk menyiasatinya pada bagian bawah terpal kita berikan sekam.
  • Dalam pemeliharaan sistim terpal, makanan alami yang tersedia sangat minim untuk itu kita harus memberikan pakan tambahan (pellet) dengan kadar protein tinggi.
  • Pemberian pupuk untuk penumbuhan makanan alami terutama untuk benih ikan lele harus menggunakan kantong-kantong agar pupuk tidak menyebar dan mengotori dasar kolam.


PAKAN ALAMI DALAM BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR



PAKAN
ALAMI DALAM BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
Budidaya ikan air tawar sekarang telah menjadi sebuah kegiatan agribisnis yang tak terpisahkan dengan industri pakan ikan. Hingga ikan mas, lele, nila (mujair), bawal air tawar, patin (pangasius), gurami dan terakhir yang sedang trend adalah udang galah; semuanya sangat tergantung pada pakan buatan industri besar. Pakan ikan air tawar tersebut sebenarnya sama dengan pakan untuk unggas, yang di kalangan peternak/petani ikan dikenal dengan nama pelet. Kisaran harga pelet, saat ini antara Rp 5.000,- sd. Rp 8.000,- per kg. Komponen biaya pakan dalam budidaya ikan air tawar mencapai 70% dari seluruh komponen biaya. Hingga petani ikan yang ingin meningkatkan keuntungannya, pertama-tama harus melakukan penghematan pada komponen biaya pakan.
Cara penghematan pakan ikan, selama ini dilakukan oleh petani dengan berbagai cara. Gurami diberi pakan hijauan berupa daun keladi (sénţé). Sampai sekarang, pemilik empang di pedesan Jawa Barat dan Jawa Tengah, masih memanfaatkan tinja sebagai pakan tambahan bagi ikan mas piaraan mereka. Meskipun ikan dari empang demikian dengan WC umum demikian, volumenya sangat kecil hingga tidak pernah sempat masuk pasar. Para peternak lele dan patin, biasa meramu pakan sendiri dari dedak halus, ampas tahu, tepung tapioka, tepung jagung dan daging ayam mati dari peternakan. Bahan tersebut dicampur, diberi air, digiling, ditambah vitamin dan dikukus. Bahan-bahan lain seperti pupa (kepompong) ulat sutera, cacing, siput, bekicot dll. juga mereka manfaatkan untuk bahan pakan tambahan.
Para petani tambak bandeng, selama ini sudah terbiasa memanfaatkan plankton yang mereka sebut "klékap" sebagai bahan pakan alami bagi bandeng mereka. Proses penumbuhan plankton harus dilakukan dengan pengeringan kolam, empang atau tambak. Pengeringan biasanya dilakukan sekalian dengan pengerukan lumpur yang digunakan untuk memperkuat dan marapikan tebing serta pematang. Proses pengeringan ini bisa berlangsung antara 1 minggu sd. 1 bulan, tergantung intensitas sinar matahari. Fungsi pengeringan selain untuk proses penumbuhan plankton, juga agar hama dan bibit penyakit ikan mati. Terutama penyakit akibat bakteri dan virus. Sebab air yang tergenang terlalu lama, potensial untuk menumbuhkan plankton, sekaligus juga virus dan bakteri pengganggu ikan. Para petani tambak biasa menggunakan tembakau dan biji teh untuk membunuh bakteri, virus dan hama lain pengganggu tambak.
Selain pengerukan lumpur, kalau perlu juga dilakukan pencangkulan dan pembajakan dasar kolam. Setelah kolam benar-benar kering dan rapi, ditaburkan pupuk kandang dan urea. Dosisnya seperti kalau menanam padi. Misalnya pupuk kandangnya 5 ton per hektar dengan urea 1 sd. 2 kuintal. Untuk lebih meningkatkan kesuburan air kolam, bisa ditambahkan pula zat perangsang tumbuh (ZPT) seperti Atonik atau Dekamon. Setelah itu tambak digenangi air. Kalau tambak air payau, maka yang digenangkan air tawar (dari sungai) dicampur dengan air laut. Kalau kita akan memelihara ikan air tawar, maka air yang digenangankan hanya air tawar. Selanjutnya kolam atau tambak dibiarkan terkena sinar matahari sampai menjadi hijau. Proses ini bisa berlangsung dari satu minggu sampai satu bulan, tergantung dari intensitas sinar matahari dan tingkat kesuburan air.  
Kolam yang sudah hijau ini telah dipenuhi dengan ganggang (algae) yang oleh masyarakat luas sering disebut salah (salah kaprah) sebagai "lumut" . Ada banyak ragam algae, mulai dari ganggang biru (Cyanophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Dinophyceae), ganggang kuning (Chrysophyceae), ganggang merah (Rhodophyceae) dan ganggang kersik (Diatomeae). Hingga sebenarnya, warna air yang subur, akan sangat tergantung dari jenis algae yang tumbuh di sana. Namun pada umumnya yang paling banyak tumbuh di kolam ikan adalah ganggang hijau. Selain ditumbuhi algae, kolam yang subur juga akan dihuni cacing, jentik nyamuk, larva capung, kumbang air, kepik, kutu air dll. Kumpulan algae dan macam-macam hewan renik (mikro) inilah yang di kalangan peternak ikan disebut sebagai plankton.
Kesuburan kolam demikian, akan tetap terjaga apabila aliran air tidak cukup deras. Apabila aliran air cukup deras, maka algae dan macam-macam hewan renik itu tidak akan mampu tumbuh dengan baik hingga membentuk koloni. Misalnya di kolam air deras. Bahkan pemeliharaan ikan di karamba, baik karamba sungai, danau, waduk maupun laut, juga sulit untuk memanfaatkan pakan alami berupa algae dan hewan renik. Sebab air dalam karamba merupakan satu kesatuan dengan seluruh volume air dalam kali, danau, waduk atau laut. Pemeliharaan ikan dalam karamba di danau Toba yang sangat luas itu pun, telah mengakibatkan ekosistem perairan alam menjadi rusak. Sebab jumlah karamba dan populasi ikan tidak pernah dihitung dengan baik, hingga memenuhi syarat maksimal daya dukung danau tersebut. Akibat banyaknya karamba di danau Toba, kotoran ikan serta pakan yang tidak termakan mengendap di dasar perairan, membusuk dan mencemari air danau.
Rekayasa air untuk memproduksi pakan alami dalam budidaya ikan, hanya bisa dilakukan pada kolam, empang atau tambak yang debit airnya bisa diatur. Debit yang konstan ini akan mengakibatkan pertumbuhan plankton menjadi optimal. Namun juga ada bahayanya apabila debit airnya sangat kecil. Pada siang hari algae, terutama ganggang hijau, akan memproduksi oksegen yang cukup banyak bagi kebutuhan seluruh ikan atau udang dalam tambak tersebut.  Tetapi pada malam hari fotosintesis terhenti. Padahal algae itu pada malam hari juga memerlukan oksigen meskipun dalam volume yang sangat kecil. Akibatnya pada malam hari kolam, empang atau tambak tersebut akan kekurangan oksigen. Lebih-lebih kalau padat penebarannya tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, para petambak dan petani ikan memanfaatkan kuncir air untuk meningkatkan ketersediaan oksigen. Selain dengan kincir air, untuk mengatasi kekurangan oksigen ini bisa dilakukan pula penambahan debit air apabila sumbernya memungkinkan. Apabila tidak mungkin, bisa dilakukan rotasi dengan menggunakan pompa serta filter.
Meskipun kita telah berhasil meningkatkan kesuburan air kolam secara optimal, namun pemeliharaan ikan dengan memanfaatkan pakan alami 100%, juga tidak akan ekonomis. Sama tidak ekonomisnya dengan apabila kita hanya mengandalkan pakan buatan 100%. Sebab apabila yang dipelihara ikan carnivora, seperti lele, gabus, patin dll, maka mereka akan kanibal. Hingga populasi ikan akan meyusut dengan sangat drastis. Contohnya adalah pemeliharaan belut di dalam bak atau drum yang diberi lumpur, batang pisang, pupuk kandang dll. hingga tingkat kesuburannya sangat tinggi. Ke dalam bak tersebut kemudian kita lepaskan 100 ekor anak belut, tanpa kita beri tambahan pakan apa pun. Setelah tiga bulan bak atau drum itu dibongkar, maka yang tersisa hanya sepasang belut jantan dan betina. Belut lain sudah saling makan hingga yang tinggal hanya dua ekor itu saja. Lain halnya kalau ke dalam bak atau drum belut itu tiap tiga hari sekali kita benamkan bangkai ayam, bebek atau telur-telur yang tidak menetas yang telah direbus terlebih dahulu. Dalam jangka waktu hanya dua bulan, 100 ekor anak belut itu sudah akan berubah menjadi belut dengan ukuran satu jari orang dewasa dan gemuk-gemuk.
Ke dalam kolam yang paling subur sekalipun, sebaiknya tetap perlu ditambahkan  pakan alami lain. Bagi ikan-ikan karnivora, perlu diberikan cacing, bekicot, bangkai ayam dll dalam volume yang sesuai dengan populasi ikan yang ditebar. Kalau yang dipelihara ikan-ikan herbivora, misalnya gurami, maka perlu ditambahkan daun-daunan dalam jumlah cukup. Pakan alami ini selain mampu meningkatkan keuntungan karena bisa mengurangi kebutuhan pakan pabrik, sekaligus juga akan meningkatkan kualitas daging ikan. Gurami yang hanya diberi pelet misalnya, kualitas dagingnya akan lembek dan kurang padat. Dengan dipelihara di kolam yang subur, dengan pakan tambahan berupa daun keladi, maka kualitas dagingnya akan makin padat. Kualitas daging ikan ini akan berpengaruh pada harga jual produk akhirnya berupa ikan konsumsi.
Pada pemeliharaan udang galah misalnya, tingkat kesuburan kolam akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan dan konversi pakan. Namun khusus dalam pemeliharaan udang galah, terutama dengan tingkat penebaran tinggi, penggunaan tali, misalnya tali rafia yang direntangkan di seluruh kolam, akan meningkatkan produksi. Sebab kebiasaan udang agak berbeda dengan ikan. Udang tidak biasa berenang melainkan merayap. Di alam, udang akan merayap pada tumbuhan air, akar tanaman dll. Tanpa adanya tanaman air, udang hanya akan merayap pada dasar kolam. Aktivitas udang dengan populasi padat di dasar kolam itu, akan mengakibatkan tingginya tingkat kanibalisme. Dengan adanya tali-tali yang terentang di kolam, maka tingkat kanibalisme bisa diturunkan. Dengan kolam yang kesuburannya optimal, maka hewan renik dan algae akan ikut mempercepat pertumbuhan udang. Selain pakan buatannya bisa dihemat, kualitas daging udangnya juga akan lebih baik.
Pada ikan-ikan karnovora, misalnya belut, pencegahan kanibalisme bisa dilakukan dengan menaruh buluh bambu atau potongan pipa PVC (pipa pralon) di sepanjang pinggir kolam. Ikan-ikan karnovora seperti belut, sidat, lele dan gabus akan senang bersembunyi di buluh bambu atau potongan pralon tersebut, hingga tingkat kanibalismenya akan turun. Kalau suplai cincangan cacing. bekicot atau bahan hewani lainnya cukup, maka kolam yang subur tersebut akan mampu mempercepat pertumbuhan ikan karnivora mencapai optimal. Kecuali lele dan patin, ikan karnivora seperti gabus, betutu, sidat dan belut agak sulit untuk mengkonsumsi pelet. Karenanya, kolam yang subur dengan suplai pakan tambahan berupa limbah pemotongan hewan menjadi mutlak diperlukan.
sumber: http://foragri.blogsome.com/

Senin, 28 November 2011

FUNGSI GARAM PADA PERIKANAN


GARAM IKAN - Fungsi dan Kegunaannya

Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut. 
Fungsi Garam
Ikan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang. 

Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi. 

Beberapa Keunggulan Garam Ikan :
Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi manusia. 
Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.
Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.
Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.

Dosis dan Cara Pemberian
Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk ikan.
Beberapa dosis penggunaan garam adalah:
Sebagai profilaktik :
Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.
Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri
Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan. 

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
-      Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.

-      Untuk melepaskan lintah pada ikan
Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.

Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air. 

Perhitungan
Untuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x 50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.
Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x 200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.

Beberapa manfaat garam diuraikan sebagai berikut :

1. Kendali Parasit.
Perendaman ikan dalam air dengan kadar garam 2,0% sampai 5% selama beberapa jam pada kolam atau bak karantina yang disirkulasi dengan putaran (trun over) 1-2 kali per jam, sangat manjur dalam menggendalikan parasit yang menyerang tubuh ikan .Yang tergolong parasit antara lain adalah :
-    Gangguan fungsi insang karena Dactylogyrus.
-    serangan lernea semacam cacing yang menempel ditubuh ikan.
-  kutu ikan Argulus.
-    bintik-bintik bening atau kecoklatan karena Placobdella sp atau Gyrodactylidiasis yang menyebabkan ikan merasa gatal-gatal dan mengosokan badanya kedinding/dasar kolam. 
Setiap ikan memiliki ketahanan tubuh yang berbeda terhadap larutan garam, oleh karena itu sejak mulai perendaman harus selalu diperhatikan perubahan yang terjadi pada ikan. Bila ikan tampak lemas, Melayamg-layang, segera pidahkan ke air non garam dan berikan aerasi penuh untuk pengembalian kesengaran.

2. kendali kolmnaris.
Penambahan garam dalam kolam sangat efektif mencegah serangan bakteri fexibactercolumnaris, yang bila menginfeksi ikan akan muncul tanda putih di mulut koi seperti terserang jamur. Perawatan secara rutin minimal sebulan sekali sangat baik bagi ikan koi kita, bahkan dalam cuaca panas seharian yang rata-rata diatas 30 derajat Celcius, perlakuan dapat dilakukan seminggu sekali. Kadang tampak tanda yang lebih parah , yakni ada semacam luka di ingsang bila sudah demikian garam saja tak akan cukup. Segera beri pakan yang telah di campur dengan teramicin (1,5 gram per 20kg berat ikan )untuk 10 hari.

3.kendali jamur sprolegnia
Perawatan rutin dengan rutin dengan garam akan menghindarkan ikan dari berbagai jamur, termasuk saprolegnia yang tanda seranganya berupa munculnya serabut mirip kapas berwarna kehijauan. Perendaman kedalam air dengan air garam 2-3% selama 15% hari sekali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan telur saprolegnia. Bila jamur sudah menyerang, maka perendaman lebih lama diperlukan.

4.Mengurangi keasaman air hujan.
Penurunan pH secara mendadak akan menyebabkan stress bagi ikan.biasanya ikan tampak resah dan mencoba untuk lari kesana kemari,bahkan ada yang melompat-lompat.Ketika kondisi semacam ini terlihat setelah air garam akan sangat mengurangi stress pada ikan. Bila keasaman air kolam meningkat maka pemberian air garam berlanjut sampai 3 hari.Pada kasus tertentu dimana tingkat keasaman tidak kunjung normal, maka diperlukan penambahan buffer untuk menurunkan keasaman, seperti hydrated time yang dapat diperoleh di toko ikan.

5. Pembersihan Kotoran Akibat Air Keruh.
Jika air menjadi keruh setelah hujan lebat terjadi atau syndrom pasca pembersihan filter chamber yang menyebab kan banyak padatan melayang-layang di kolam, penambahan garam akan membantu dalam pelepasan partikel-partikel yang melekat pada ingsang ikan.

6.Mengurangi Stress Saat Handling & Penyortiran.
Pembilasan dengan air garam sesaat sebelum memilih, menyortir atau penaganan lainya, akan membantu ikan menjadi lebih tenang dan siap bila harus mendapat tekanan yang tak diduga seperti dikejar kejar jaring, diangkat, dibolak-balik, dll.Garam akan membebaskan ingsan dari kelebihan air merangsang pelepasan amoiak dan nitrat dari dalam darah.Ini terutama membantu menciptakan keseimbangan kadar darah dan jaringan tubuh lainya.

7.Mengurangi Stres saat Pengangkutan ikan.
Pengunaan garam dalam bak pengangkutan adalah perlakuan umum untuk mengurangi stres perjalanan.Konsentrasi setinggi 0,8% dapat digunakan secara aman dalam kurun waktu yang agak lama, sesampai di-tempat tujuan, garam juga masihdiperlukan untuk kepentingan yang sama, mengurangi stress dan relak sasi bagi otot- otot tubuh ikan.

8.Kendali problem ingsang.
Salah satu masalah ikan di kolam adalah adanya sisa-sisa pakan (bila pemberian berlebihan) yang berakumulasi dan menjadi `tamu`asing di jaringan ingsang.Kondisi semacam inilah yang sering mengundang problem kesehatan ingsang.Pemberian garam secara rutin, sedikitnya semingu sekali akan membersihkan ingsang dan juga kulit tubuh dari kelebihan lendir yang berisi `tamu-tamu` asing dan partikel /organisme lain yang menempel.

9.Pertolongan Saat Kandungan Oksingen Rendah.
Ketika ikan tampak megap-megap di permukaan air kolam karena oksigen rendah, pemberian garam1-3% akan dengan cepat membebaskan stress dan bahkan mampu mengurangi resiko kematian

10 Kendali Alga.
Garam akan menyatu di filamen alga yang licin dipingir-pingir kolam dan akan mengontrol pertumbuhan alga. Tidak seperti perlakuan kimiawi garam dapat dengan aman digunakan tanpa dipengaruhi suhu kolam.Meskipun demikian, pengunaan garam tidak dapat mengantikan peranan lain yang mesti kita perhatikan dalam pemeliharaan kolam seperti pembersihan filter, mengatur kepadatan ikan dalam kolam dan juga menghindari pemberian pakan berlebihan (Tulisan disari dari berbagai sumber oleh Web Creator by Jack-Rimbawan)

Persiapan Kolam Pembesaran


Pengkondisian (Persiapan) Kolam Pembesaran

KOLAM BETON / PERMANEN

Untuk kolam beton yang baru saja dibuat, pastinya masih "bau semen" dan mengandung racun-racun yang terlebih dahulu harus dibuang. Caranya :
  1. Isi kolam dengan ketinggian air sesuai peruntukan, misal 50 - 60 cm.
  2. Rendam kolam tersebut dengan sabut kelapa sebanyak 5-10 buah ditambah 1-2 batang pohon pisang.
  3. Perendaman dilakukan selama 7 hari berturut-turut, setelahnya air dibuang.

Untuk kolam terpal juga sebaiknya dicuci bersih dan dilakukan perendaman selama beberapa hari, sekaligus untuk memastikan kolam tidak ada yang bocor.

PENGONDISIAN AIR KOLAM DENGAN CARA PENGOMPOSAN


Setelah pembuangan racun tersebut, barulah masuk ke tahap sesungguhnya yaitu pengkondisian air kolam. Caranya :
  1. Isi kolam dengan ketinggian air sesuai peruntukan, misal 50-60 cm.
  2. Rendam kolam dengan kompos kotoran kambing. Dosisnya adalah 1.5kg / m2. Misal bila luas kolam 10m2, maka yang dibutuhkan adalah 15kg kotoran kambing. Kotoran kambing tersebut dimasukkan dalam karung kemudian diikat rapat agar tidak tercecer. Kotoran kambing itu juga bisa dibagi menjadi 2 atau 3 bagian karung supaya penyebarannya lebih merata ke seluruh bagian kolam.
  3. PENTING : kotoran kambing harus merupakan kotoran baru dari kandang, bukan yang sudah dalam kemasan plastikan yang dijual di tukang pupuk tanaman karena dikhawatirkan sudah dicampur dengan zat kimia pupuk.
  4. Tuangkan probiotik sebanyak 2-4 tutup botol ke seluruh kolam.
  5. Lakukan perendaman (pengomposan) selama 8 hari berturut-turut, kemudian angkat kompos.

Setelah pengondisian air kolam tersebut, benih lele sudah mulai ditebar di kolam. Selamat berbudidaya. Salam

Bau Busuk Kolam Lele ditebar Probiotik


Bau Busuk Kolam Lele ditebar Probiotik



SLEMAN — Bau busuk puluhan kolam lele lahan kering memakai terpal di shelter Plosokerep Cangkringan mulai berkurang. Penebaran probiotik dinilai efektif menetralisir amoniak dan kotoran ikan. 
“Kolam terpal tidak bisa menyerap zat kimia sehingga jika tidak diberikan probiotik baunya menyengat dan berpengaruh pada kualitas ikan,” kata ketua kelompok Mina Makmur V shelter Plosokerep, Maryatin, Jumat (1/7). 
Probiotik dibuat secara swadaya oleh peternak ikan lele terpal dengan bahan yang mudah di dapat. Yakni dengan bahan air 20 liter, tetes tebu 4 liter, tepung tapioka 4 sendok makan dan satu kaleng susu krim direbus hingga mendidih. 
Campuran tersebut didinginkan kemudian ditempatkan dalam dirigen. Selanjutnya larutan ditambah starter berupa bibit bakteri menguntungkan jenis Agrobac ditambah 4 sendok urea untuk mengembangkan bakteri. 
“Larutan itu didiamkan selama satu minggu. Tutup dirigen dibuka tiga kali dalam sehari agar tidak meledak, setelah itu siap digunakan,” katanya. 
Dalam 20 liter air itu bisa mencukupi 120 kolam dengan takaran 4 sendok pe kolam. Penaburan probiotik setiap satu minggu sekali. Hasilnya, air kolam ikan tidak lagi hijau dan bau, tetapi warna air menjadi coklat kopi yang membuat ikan lebih sehat. 
Penyuluh perikanan Cangkringan, Teguh Prayitno mengatakan dengan probiotik mampu meminimalisir kematian ikan. Kondisi kolam yang sehat akan meningkatkan kualitas. 
Modalnya juga cukup murah sekitar Rp60 ribu mencukupi enam kelompok dimana satu kelompoknya ada 20 kolam. “Daripada beli probiotik yang sudah jadi lebih murah bikin sendiri,” katanya. (HARIAN JOGJA/Akhirul Anwar)

Mengaplikasikan Obat Herbal


Khasiat Buah Mengkudu.
Alhamdulillah, hari ini 14 hari setelah postingan saya untuk meminta bantuan dari Agan-agan senior APLESI mengatasi serangan Bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla sudah membuahkan hasil yang meyakinkan. Seperti yang saya uraikan sebelumnya, sejak tgl 04 Oktober tingkat kematian pada ikan lele mencapai angka 150-200 ekor perhari dan terus bertambah setiap harinya. Langkah pengobatan yang saya pilih berdasarkan petunjuk dari pakar-pakar APLESI dengan pemberian larutan garam dan pengobatan herbal (buah mengkudu) dengan pertimbangan sekiranya pengobatan tidak berhasil ikan yang berukuran 15-20/kg masih bisa dimanfaatkan tanpa khawatir tercemar oleh antibiotik. Pemberian garam 300gr/m3 (lebih kurang 40kg) ditebar kekolam + keesokan harinya di tebar fermentasi 150 buah mengkudu yang diblender halus. Hasil mulai terlihat setelah hari ke 2 setelah penebaran buah mengkudu, jumlah ikan yang mati hanya tinggal belasan ekor saja, dan yang paling membahagiakan, sebagian besar ikan yang sebelumnya terlihat lemah, mengambang dengan permukaan tubuh seperti terluka sudah sulit ditemukan. Hari ketiga saya mulai melakukan penebaran probiotik untuk memperbaiki kualitas air (yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan). Sampai hari ke 6 setelah pengobatan, tidak ada lagi ikan yang mati, dan secara keseluruhan ikan-ikan sudah kembali sehat, tidak ditemukan yang teridikasi sakit/terluka. Kemarin sebagian keramba/waring dilakukan sortir sekaligus melakukan sample untuk memperkirakan jumlah ikan yang mati. Dari 3 waring sampel yang saya hitung, jumlah yang mati hanya sekitar 5-7% saja. Total dari sekitar 20000 ikan masih ada lebih dari 18000 ekor yang bisa diselamatkan. Sebelum menjalankan pengobatan garam + herbal saya sudah mencoba meminta opini saran dari beberapa kolega yang dulunya cukup berpengalaman dalam budidaya ikan, umumnya setelah melihat kondisi ikan di kolam saya mereka pesimis untuk bisa diselamatkan,” lebih baik diangkat dan dimanfaatkan/konsumsi, kalaupun dilakukan pengobatan dengan antiiotik dengan dosis yang tinggi, paling hanya sekitar 10-20% yang bisa diselamatkan, dan pertumbuhannya pasti terhambat”. Sekali lagi terimakasih APLESI dan semua anggota terutama yang telah memberikan solusi yang luarbiasa. ( Ary Checa )