PENYAKIT IKAN, PENYEBAB & PENGOBATANNYA
Penyebab penyakit ikan golongan parasite
Penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan Myxosoma cerebralis. Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes, Nematoda, dan Acanthocephala. Di Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak ditemukan menyerang ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas yang paling sering ditemukan pada ikan.
Penyebab penyakit ikan golongan jamur
Beberapa jenis penyakit jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara lain adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur yang paling sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp.
Penyebab penyakit ikan golongan bakteri
Beberapa jenis penyebab penyakit ikan golongan bakteri yang sering menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas hydrophila, Aeromonas salmonicida, Mycobacterium spp, Nocardia sp., Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus spp., Pasteurella sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas sp. dan Streptomyces sp.
Penyebab penyakit ikan golongan virus
Beberapa jenis virus diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan permasalahan yang serius antara lain Channel Catfish Virus Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD), Infectious Hematophoietic Necrosis (IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).
PENCEGAHAN PENYAKIT IKAN
Pada prinsipnya pencegahan dapat ditinjau berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.
Pendekatan lingkungan dilakukan dengan menjaga kualitas air supaya tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga wadah budidaya tetap bersih dan sehat dan menghindari pengggantian air yang mendadak sehingga tidak menyebabkan ikan menjadi stress. Selain itu penggunaan probiotik/bioremediasi kini sudah banyak dilaksanakan.
Pendekatan inang dilakukan dengan cara penanganan ikan yang baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan ikan menjadi luka/lecet dan tidak stress, pengaturan kepadatan ikan yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan oleh ikan). Pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain itu pemberian pakan harus tepat waktu pemberian artinya kapan waktu yang tepat untuk memberi pakan. Misalnya untuk ikan yang sifatnya nocturnal (misalnya ikan Lele) pakan porsi terbanyak sebaiknya diberikan pada waktu sore atau malam hari. Sedangkan bagi ikan yang non-nocturnal maka pakan bisa diberikan pagi, siang dan sedikit pada waktu sore hari. Guna menjaga kesehatan ikan juga dapat dilakukan dengan menimbulkan kekebalan ikan. Kekebalan pada ikan dapat dibedakan menjadi kekebalan yang specific (humoral) dan kekebalan non-specific (selular/cell-mediated immunity). Kekebalan spesifik artinya kekebalan yang dibentuk hanya efektif untuk mencegah terhadap suatu patogen tertentu. Misalnya pemberian vaksin anti Vibrio pada ikan maka kekebalan yang terbentuk hanya mampu untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio sp. Sedang kekebalan yang non-spesific adalah kekebalan yang dibentuk untuk sebagai anti dari berbagai infeksi. Kekebalan seperti ini biasa diproduksi dengan cara pemberian immunomodulator yaitu antara lain Vitamin C, Lypopolysaccharide (LPS), dan ?- glucan.
Pendekatan patogen, pada prinsipnya kita menjaga supaya virulensi patogen tidak meningkat. Virulensi patogen biasanya berkaitan erat dengan makin memburuknya lingkungan dan juga dengan derajat stres dari inangnya. Jadi supaya patogen tidak meningkat patogenitasnya kita harus menjaga agar kondisi lingkungan tidak semakin buruk dan menjaga agar inang tetap dalam keadaan kondisi yang prima. Kondisi lingkungan yang makin buruk akan memacu perkembangan patogen lebih meningkat.
Pada intinya, mencegah penyakit dapat dilakukan melalui a). Manajemen Budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat tebar yang disesuaikan dengan daya dukung lahan, melaksanakan b). Manajemen lingkungan dan c). Manajemen pakan. Manajemen lingkungan yang dimaksud adalah menjaga lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan pada ikan harus tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL dalam pengendalian Penyakit Ikan
Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).
Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia.Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.
Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih(Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.
Beberapa tanaman obat yang sudah ditelitI oleh peneliti dari BRKP DKP pada Tabel 1.
Tabel 1. Tanaman obat dan manfaatnya
No Jenis Tanaman Dosis Perlakuan Peruntukan/Khasiat
5000 mg/l
Rendam (5 jam)
Anti. Aeromonas hydrophila
10.000 mg/l
Rendam (3 jam)
Anti. Mycobacteriosis
600-700mg/l
Rendam
Anti Aeromonas hydrophila
Rendam (lama)
Anti Aeromonas hydrophila
400 mg/l Rendam (lama) Meringankan KHV
Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi ekstrak daun kipahit (Picrasma javanica) dalam penanggulangan penyakit “mycobacteriosis” pada ikan Gurame telah dilakukan di Laboratorium penyakit ikan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Ekstrak daun kipahit secara invitro pada berbagai dosis diuji efektifitasnya terhadap bakteri Mycobacterium fortuitum. LC50 bakteri Mycobacterium fortuitum dan toksisitas ektrak daun juga diuji terhadap ikan uji. Kegunaan ekstrak daun juga diuji bagi pengobatan ikan Gurame yang telah diinfeksi oleh bakteri Mycobacterium fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan perendaman ikan uji yang terinfeksi bakteri dengan dosis yang sama dengan lama perendaman 3 jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit Mycobacteriosis.
Penggunaan bahan-bahan alami digunakan untuk pengendalian jamur antara lain dapat menggunakan kunyit, bawang putih, daun sirih, daun pepaya dan brotowali. Bahan-bahan ini dapat berguna untuk membasmi penyakit jamur yang menempel pada tubuh ikan, walaupun dalam membasmi suatu penyakit dengan menggunakan bahan-bahan alami memiliki waktu yang lama. Kemudian dari ke-5 bahan-bahan alami yang dapat menyembuhkan penyakit jamur pada ikan yaitu bawang putih. Sumber lain menyampaikan informasi adanya manfaat dari tanaman alami untuk obat seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Tanaman obat dan manfaatnya
No. Jenis Tanaman Dosis Peruntukan/Khasiat
1. Bawang putih 25mg/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin
2. Daun sirih 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
3. Daun jambu biji 0,2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
4. Daun sambiloto 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele
5. Daun jombang dan ketapang 60gr/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin
PENUTUP
Penggunaan tumbuhan obat tradisional dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan memiliki kelebihan antara lain mudah diperoleh, murah, efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit ikan, dan relatif aman bagi ikan, lingkungan, dan manusia yang mengonsumsinya (konsumer). Selain itu, kelebihan lainnya adalah tidak menimbulkan resistensi pada pathogen.
Selamat Mencoba…..!!!!
Beberapa Tips lainnya yang saya kutip dari beberapa sumber dan pengalaman rekan-rekan yang saya rangkum disini. Semoga bermanfaat.
fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
dosis : 10-20 gr/ kg pakan
aplikasi : tumbuk bawang putih, campurkan ke dalam telur ayam yg sdh di kocok terlebih dahulu lalu dicampur dengan pakan atau pelet. setelah dicampur rata, keringkan dgn pelet.
Kunyit
fungsi : pencegahan a/ pengobatan penyakit bakteri
dosis : 2,5 gr perasan kunyit/liter air
aplikasi : - tumbuk/blender kunyit, peras, lalu tambah air
- campurkan dalam pelet atau pakan.
Ragi/Yeast
fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
dosis : 0.1 - 1 % ragi roti dalam pakan
aplikasi : campurkan ke dalam telur ayam (sudah kocok) dan campur dgn pakan atau pele
Daun Sirih
fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri, parasit (8,3ppt) dan anti jamur
dosis : 2 gr/60 ml air
aplikasi : direbus dgn air,setelah dingin rendam ikan yg terkena penyakit
Daun pepaya
fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
dosis : 2 gr/60 ml air
aplikasi : diremas lalu campur dgn air, rendam ikan yg terkena penyakit selama 24 jam
Fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis : 5 buah / 10mtr2 luas kolam
Aplikasi : Buah Mengkudu diiris kecil-kecil, direndam dalam air probiotik 1 x 24 jam
Ditebarkan ke kolam secara merata beserta air rendamannya.
Fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis : 5 buah/ 10mtr2 luas kolam
Aplikasi : Kupas kulit buah mahkota dewa, jemur sampai kering. Rendam daun mahkota dewa yg kering dalam probiotik 1 x 24 jam dan tebarkan secara merata ke kolam beserta air rendamannya.
note:
aplikasi herbal dilakukan secara terus menerus dengan selang waktu 1 minggu
(1 minggu penggunaan dan 1 minggu tidak)
sebaiknya penggunaan obat herbal tidak hanya 1 jenis tetapi kombinasi dari bbrp jenis herbal.
Saat ini kian banyak yang sadar akan kegunaan obat-obatan alami atau herbal untuk mengatasi penyakit pada ikan lele. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya temuan penelitian yang mengungkap khasiat sejumlah tanaman dan bumbu dapur untuk memperbaiki kondisi kesehatan lele. Bahan-bahan yang sudah teruji diantaranya adalah bawang putih, mengkudu, temulawak, kunyit, meniran, ragi, daun sirih, dun sambiloto, daun pepaya, daun jambu biji, daun paci-paci, segala pahit-pahitan, dan masih banyak lainnya.
Menambah Nafsu Makan Pada Lele
jangan remeh kan temulawak yang bisanya kita tidak sadar/tidak tahu itu namanya. tanpa kita sadari bahwa temulawak bisa lho buat menambah nafsu makan ikan lele. ni buat yang punya lele tidak semangat makanya ini obatnya.untuk menambah nafsu makan ikan lele metode herbal. di campur dengan pakan. 0.2 : 0,25 : 1 kg gram:
0.2 kg temulawak, (curcuma) "bahasa latinya"
0,25 kg air (di usahakan air hangat) karna dengan keadaan hangat sari temulawak akan terangkat secara maksimal)
1 kg pakan / pelet.
pembuatan :
1. parut temulawak
2. campur dengan air hangat 0.25
3. peras dan saring parutan temulawak tadi
4. campurkan air perasan temulawak tadi dengan pelet sebanyak 1 kg.
5. diamkan selama 10 menit.
nb. setelah di camput jangang lebih dari 8 jam.
(diambil
dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.